Bulan Ramadhan mendidik kita untuk beramal ikhlas karena-Nya, bukan karena mencari pujian manusia atau karena mengejar keuntungan dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan itu dinilai dengan niatnya. Dan setiap orang akan dibalas berdasarkan apa yang dia niatkan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keikhlasan inilah yang menjadi syarat utama diterimanya amalan. Di samping amalan itu harus mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya,
hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam
beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun” (QS. Al-Kahfi: 110)Keikhlasan inilah yang menjadi kunci keselamatan dan kebahagiaan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ
وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ
عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang [nabi] sebelum kami; Jika kamu berbuat syirik niscaya lenyaplah seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan tergolong orang-orang yang merugi” (QS. Az-Zumar: 65)Tanpa keikhlasan, ibadah sebanyak apapun tidak ada artinya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami hadapkan segala amal yang dahulu pernah mereka perbuat lalu Kami jadikan ia bagaikan debu yang beterbangan” (QS. Al-Furqan: 23)Sumber Muslim.or.id
0 komentar:
Posting Komentar