
Di bulan inilah umat Islam digembleng untuk lebih bisa mengendalikan diri. Tidak berkata dan berbuat kecuali yang diridhai Allah ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan beramal dengannya maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan minumannya” (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menuntunkan, “Apabila kalian sedang menjalani puasa maka janganlah dia berkata-kata kotor dan berteriak-teriak. Kalau ada orang yang mencaci atau mengajak berkelahi hendaklah dikatakan kepadanya, “Aku sedang puasa”” (HR. Bukhari dan Muslim)
Memang, menjaga lisan adalah amalan yang tidak bisa disepelekan. Sebab ia menjadi tanda kelurusan iman seorang hamba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata-kata baik atau diam” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah subhanahu wa ta’ala bahkan memerintahkan untuk bertakwa dan mengucapkan perkataan yang lurus kepada orang-orang beriman, agar dengan sebab itu Allah mengampuni dosa dan memperbaiki amal-amal hamba. Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang lurus/benar, niscaya Allah akan memperbaiki
bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.
Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-nya sungguh dia telah
mendapatkan keberuntungan yang sangat besar” (QS. Al-Ahzab: 70-71)Sumber Muslim.or.id
0 komentar:
Posting Komentar